Silahkan Melihat Karya-Karya yang Ada Pada Kami

Sabtu, 12 September 2009

Benih-benih cinta di radioppidunia

(Sambungan dari Puasa di Menara Eureka)(www.radioppidunia.com)Musim panas telah tiba dengan membawa berbagai macam parade dan romantisme yang berbeda di belahan bumi bagian eropa. Den haag seakan berubah menjadi kanvas putih yang dilukis oleh almarhum Affandi dan penuh dengan warna-warni bunga tulip yang memberikan nuansa elegan bagi siapapun yang singgah ke pusat kota pemerintahan ratu Betrix ini. Mulai dari seniman hingga ilmuwan turun ke jalan untuk sekedar menikmati minuman dan makanan yang beragam di setiap penjuru kota. Pantai scheveningen mulai dipadati wisatawan lokal dan mancanegara, berbagai macam stall makanan tersedia di hamparan pasir putih yang nampak seperti berlian-berlian langka. Macam-macam festival digelar di pinggir-pinggir jalan. Tua-muda, pria-wanita, semua tumpah kejalan untuk sekedar menikmati hangatnya mentari yang memancar menyinari tembok-tembok tua musium abad pertengahan yang semakin memberikan aroma berbeda bagi para penikmat seni dan sejarah. Liburan 3 bulan kali ini tak ingin dilewatkan dilla begitu saja tanpa menjadi pengunjung setia musium Mauritshuis (Mauritshuis royal picture gallery) yang telah berdiri semenjak abad ke 17. Jarak antara tempat tinggal dan musium bukanlah halangan baginya untuk selalu mengunjungi musium yang penuh dengan koleksi-koleksi lukisan antik ini, paling tidak 3 kali dalam seminggu. Ber-ongkoskan otot-otot betis telah menjadi bagian hidup dilla yang telah terasah semenjak menempuh sekolah dasar di Sulawesi. Tak heran jika banyak cowo-cowo ganteng eropa dan asia tengah terpesona akan betisnya yang nampak seperti striker-striker andalan Manchester United yang sangat menjadi idola DJ ado yang kini tersesat di Inggris. Dari seberang sana suara seorang penyiar muda berbakat mulai mengisi ruang dengar wanita berkulit hitam manis ini melalui ipod model terbarunya yang hampir 24 jam menancap di telinganya, “halo sobatradioppidunia..., suara anak bangsa satu cinta, satu Indonesia...Para sobatradioppidunia ngga perlu khawatir dan beranjak kemana-mana... karena aga masih tetap setia menemani para sobatradioppidunia semua dalam 3 jam ke depan dengan.... tembang-tembang campur sari tentunya langsung dari New Zealand...”, yang langsung disambung dengan sebuah tembang alternatif rok campur sari yang bisa membuat jempol siapapun bergoyang sampai 100 kali. Dibawah terik matahari tapak-tapak kaki dilla semakin keras dan jelas menuju musium tua yang menyimpan banyak ratusan lukisan-lukisan unik dan juga antik. Di tengah hentakan-hentakan tumit yang manis, ringtone pun menjerit-jerit sebuah tanda satu pesan telah masuk: "Aku udah di depan musim Mauritshuis dill...tertanda BYAN".Dilla terperanjat dengan kehadiran byan yang tanpa angin tanpa petir tiba-tiba nongol di negeri kincir angin. Apa mungkin dia terbawa kincir angin korea waktu menanam gingseng di korea ? atau mungkin dia kesini ingin belajar kincir angin ? atau mungkin dia ingin bertemu meity ? atau mungkin ingin bertemu kekasih meity ? atau mungkin ingin bertemu indri ? atau mungkin ingin bertemu kekasih indri ? atau mugkin mau ketemu dilla? atau dia ingin memasarkan ginseng langsung dari korea untuk komunitas orang-orang indonesia di Belanda?, beribu pertanyaan melingkar-lingkar di kepada dilla seakan-akan tak ada habisnya.Dari kejauhan nampak seorang pria yang sudah basah kuyup karena keringat yang membalur seluruh tubuhnya mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tak lagi nampak potongan sebagai pria elegan dan eksekutif masa kini. Dilla semakin mendekat....semakin deg-degan...semakin gugup...semakin penasaran...semakin ingin tahu....wajah pria itu semakin asing...semakin tampak lesu...kehausan..kelaparan..wajahnya pucat pasi...semakin kasihan dilla melihatnya...Tapi dilla mengenali sebuah topi kumal yang dikenakanya dengan warna yang sudah semakin pudar, iya...dilla semakin kenal dengan topinya yang kucel, warnanya pudar, ada sedikit sobekan tepat di bagian depan yang menutupi dahinya. “Byannnnnnnnn....", teriak dilla sekencang-kencangnya hampir memutuskan urat leher dan menembus tembok-tembok gedung parlemen yang berada persis di sebelah musium Mauritshuis."Byan yang penyiar di radioppidunia itu kan...? yang suka ngunyah gingseng kalo lagi siaran...?", tanya dilla untuk menkonfirmasi dan masih tidak percaya kalo byan benar-benar ada di Belanda."Iya betul dill...", jawab byan dengan lesu karena kehausan.Tanpa pikir panjang dilla yang sangat kasihan pada byan langsung membawanya ke Museum café De Braziliaan, sebuah kafe di dalam musium yang penuh dengan nuansa seni klasik abad ke 18 ditambah dengan khas kopi brazil yang membuat siapapun ingin sekali menengguknya. Byan nampak takjub dengan design interior yang dibuat di dalam kafe sederhana ini tapi memberikan nuansa yang berbeda yang seakan bisa membuat orang yang sedang minum ginseng serasa sedang minum ice cream. Tak lama kemudian, meity dan indri juga sampai di Museum café De Braziliaan langsung dari amsterdam. Wajah dua orang ABG ini pun nampak berseri-seri seperti permukan danau Hofvijver yang memantulkan cahaya mentari yang jatuh ke atas air. Kehadiran tiga bidadari cantik ini pun membuat jiwa byan sedikit tenang bak danau Hofvijver yang memberikan kedamaian dipagi hari bagi siapapun yang datang untuk melihatnya."Aku suka bangunan disini, terlebih lukisan-lukisanya", mata byan kembali menggerayangi setiap sudut kafe dan musium."Oh iya...karena disini bukan hanya sekedar lukisan...tapi lukisan yang mengandung makna-makna kehidupan...karena lukisan adalah sebuah refleksi dari situasi lingkungan sosial pada saat sang pelukis menorehkan kuasnya di atas kanvas", balas dilla yang mulai menjelaskan makna-makna filosofis sebuah lukisan.Gelas-gelas bening tertata rapi diseluruh etalase-etalase kafe. Para waitress berambut pirang tidak bosan-bosannya melemparkan senyum gratis kepada semua pengunjung musium. Byan semakin terheran-heran melihat makhluk cantik yang ada di negeri kanal ini. Byan merasa jengkel kenapa wanita-wanita cantik bagai boneka barbie itu tak melempar senyum padanya bahkan hanya membelakanginnya saja. Nasib punya muka asia...Byan takjub...fantasinya melayang-malayang...karena di korea yang ada hanya wanita-wanita asia yang kalau melotot seperti orang normal yang sedang melihat."Byan kamu kok bisa nyampe sini sih...???", tanya meity yang tiba-tiba memecah lamunan byan yang sudah terlalu jauh menerawang bersama boneka "barbie" nya."Aku kesini mau ketemu dengan meita.....", jawab byan."Meita apa meity....?", goda indri sambil coba meyakinkan jangan-jangan byan salah sebut nama karena grogi di depan meity"Meit...meit...meit..a deh kayaknya", jawab byan sedikit ragu-ragu."Ah yang bener nih...."Y" apa "A" ?, tanya dilla yang coba meyakinkan lagi."Atau mungkin dua-duanya, jadi "ya" mau yang "y" ", sambung indri sambil melirik ke arah meity dengan wajah yang mulai memerah dan tak berani menatap byan seakan seperti wanita yang malu-malu untuk minta dilamar pake satu sisir pisang ambon dan satu buah gedebong pisang."Guys...aku mau tanya sama kalian, mungkin ngga sih kalo dua orang manusia yang belum pernah ketemu tetapi mereka bisa saling suka sama suka....?", tanya byan pada tiga bidadari kahyangan yang baru jatuh dari langit."Maksud looooohhh....... ????", serentak mereka bertiga kompak."Iya...mungkin ngga sih, akan ada perasaan dan getaran yang berbeda jika dua orang manusia, cowo dan cewe, yang hanya selalu berhubungan lewat skype atau YM, tapi mereka bisa saling suka sama suka ?", jelas byan yang semakin berharap ada salah satu diantara mereka menjawab pertanyaanya."Hmhm..bisa ia...bisa ngga...?", jawab dilla yang hanya sedikit dan nampak suka 'menggantung' cowo-cowo."Maksud looooohhh....... ????", tanya byan yang semakin penasaran dan dihantui oleh bayang-bayang meita sebagai pendengar setia radioppidunia, terlebih-lebih ketika byan sedang siaran."Yah... itu tergantung usaha kamu", jawab dilla yang agak mulai spesifik kepada byan dan masih tetap menggantung.Indri mulai mengeluarkan ipod model terbarunya yang di loud speaker-kan agar bisa mendengarkan siaran di radioppidunia saat itu. Belum lagi sempat dilla menjawab dengan tuntas tiba-tiba suara seorang penyiar radioppidunia mulai masuk, “halo....sobatradioppidunia..itu dia tadi satu tembang campur sari yang yahud banget...yang udah di rekuest sama... meita dari belanda yang katanya di peruntukan untuk dj byan yang lagi menuju belanda”, suara dj aga mulai masuk dan menyetuh setiap sudut-sudut kafe dan musium. Mendengar nama meita seolah-olah membuat byan hilang ingatan dan tak tau apa yang harus diperbuatnya, tangannya gemetar, penuh keringat dingin, wajahnya berubah pucat pasi, kecepatan detak jantungnya berubah menjadi 45 km/menit, bola matanya hendak keluar, bibirnya mengering, lututnya bergoyang-goyang seperti orang kelelahan abis dangdutan dan persis seperti orang yang sedang mengalami Claustrophobia, penyakit psikologi yang ditandai dengan rasa takut yang tidak normal dialami seseorang ketika dalam ruangan tertutup.“Sobatradioppidunia...terkadang mungkin kita pernah bingung yah dengan perasaan kita sendiri ...terlebih dengan perasaan cinta yang timbul dengan seseorang yang kita ngga tau banyak siapa orang itu...dan bahkan ngga pernah ketemu dan melihat wajahnya “, sambung dj aga dari seberang sana masih tetap setia menemani para pendengar radioppidunia.“Kalo menurut kamu gimana sih nest......apa kamu percaya dengan perasaan kamu sendiri nih...kalo tiba-tiba kamu punya getaran yang berbeda dengan orang yang kamu tuh ngga pernah tau dan ketemu...atau bahkan belum pernah melihat sosoknya lewat webcam atau facebook”, tanya dj aga yang lagi siaran antar benua dengan dj Inest.“Kalo menurut aku sih...sebagai seorang wanita normal yang juga ingin dibelai para pria nih...mungkin aku bingung juga sih yah...apalagi kalo aku belum tau siapa sih tuh orangya...karena aku ngga mau beli beruang dalam karung”, suara dj inest yang langsung mengudara dari jerman dan menembus puing-puing tembok berlin.“Emangnya kenapa bisa gitu nest...?” tanya dj hilmi yang selalu ngaku-ngaku mirip dengan dj inest supaya dianggap sebagai adik angkatnya.“Gini lo hilmi adekku sayang....wanita itu memang selalu bilang ngga suka sama cowo gombal...tapi kalo giliran digombalin mereka sebenarnya suka banget...dan makanya ngga aneh...kalo banyak wanita-wanita cantik di dunia ini yang termakan oleh kata-kata manis laki-laki seperti kamu itu lo mi...", yang disambut gelak tawa para dj yang lagi siaran di studio dan pendengar radioppidunia lainya."Eitss...tapi jangan salah, bukan berarti bahwa perempuan itu ngga punya pendirian...dan hanyut begitu saja dengan janji-janji manis pria-pria hidung belang", dj inest kembali menambahkan, membela harkat dan martabat kaum wanita yang tentunya selalu disimak oleh Beben, seorang sobatradioppidunia yang tergila-gila dengan dj inest.“Oh...gituh yah.....memangnya apa sih bukti kalau perempuan itu punya pendirian ?”, suara dj jaya yang tiba-tiba menyelinap langsung dari taiwan menuju berlin.“Bukti pendirian dan kesetiaan seorang wanita akan nampak jika ia telah menemukan sesuatu dalam dirinya yang telah terpatri di seluruh rongga hati dan membelenggu hingga ke urat nadi", dj inest semakin membuat beben tergila-gila tidak bisa tidur sampai malam jumat kliwon depan."Memangnya apa "sesuatu" itu nest ....? sobatradioppidunia semua pastinya juga mau tau dong..., apalagi yang masih pada jomblo", pinta dj hilmi yang paling ahli membentuk "visi" menggaet wanita walaupun belum ada "aksi" nya sekaligus diamini oleh dj jaya sebagai pemerhati wanita-wanita keturunan tiong hoa. "Wanita perlu kepastian...itu saja...", jawabnya singkat, padat, dan membuat beben semakin menjadi-jadi untuk menempelkan kupingnya ke transistor radio karena makin tergila-gila dengan dj cantik berdarah minang ini.Kini byan, dilla, meity, dan indri tepat memasuki ruangan bagian selatan musium dan lebih tepatnya di staircase gallery yang penuh dengan berbagai lukisan-lukisan mahal yang tak ternilai harganya dan memiliki harga yang sangat membumbung tinggi hingga langit ke tujuh. Walaupun dilla harus menjual 2 ton ikan pari dari taman laut bunaken dan 362 ekor kambing buntingnya di sulawesi, indri harus menjual 1 ton gula jawa dan 3.6 ton asam jawanya, dan meity 10 ton peuyeum bandungnya....penggabungan hasil penjualan mereka tetap saja tidak akan mampu membeli lukisan-lukisan yang terpampang manis dan magis di dalam musium tua itu....nasib!!!Lukisan-lukisan tampak menawan dan indah tersusun rapih memberikan nilai-nilai seni yang sangat menyihir. Ubin kayu tampak mengkilat bersih dan memantulkan cahaya pagi yang masuk menerobos melalui jendela yang sedikit terhalang oleh gorden dan menyentuh sudut-sudut bingkai lukisan di dalam staircase gallery. Dinding yang dipoles dengan cat berwarna merah tua dipenuhi dengan karya-karya Johannes Vemmer, Paulus poter, Rembrandt van rijh yang seolah-olah membawa mereka berdialog dengan para pelukis terkenal abad ke 17 hingga 18. “Coba kamu perhatikan itu byan...lukisan-lukisanya keren banget yah...dilla suka banget deh...dan yang paling dilla suka adalah lukisan dengan judul “view on delft” ”, jiwa-jiwa seni dilla kembali muncul melalui suaranya yang halus hendak melunturkan warna-warna yang tergores di atas kanvas karena tak kuasa menahan halusnya getaran suara yang menyentuh semua lukisan-lukisan di ruangan.“Ah mana !! ....biasa aja...lukisan tersebut tak lebih dari sebuah kota-kota yang sering aku jumpai di film-film”, sahut byan yang semakin tergila-gila dengan bayangan seorang wanita yang telah me request sebuah lagu untuknya tadi melalui radioppidunia. “Coba tenang byan....", sambut dilla yang ahli mengaplikasikan ilmu pengetahuan komunikasinya yang didapatkan semenjak kuliah di De Haagse Hogeschool. “Apanya yang harus tenang...?”suara byan semakin tinggi dan bayangan muka meita semakin menjadi-jadi membakar semua sel-sel dalam tubuhya sampai seolah-olah pankreas dan usus 12 jari byan tak berfungsi dengan seketika."Sudah habis semuanya uang beasiswa ku musim panas kali ini aku korbankan demi membeli tiket ke belanda, tapi akhirnya...sampai detik ini aku belum dapat melihat wajah meita", sambung byan yang mulai kehabisan akal untuk mencari meita di iringi dengan wajah iba dilla, meity dan indri. “Coba bayangkan sama kalian semua yah...nyawaku hampir melayang dalam perjalanan menuju kesini, pesawat yang aku naiki hampir kehabisan aftur yang menyebabkan pesawatku menjadi oleng dan tak tentu arahnya untuk beberapa menit...apalagi yang harus aku korbankan ? aku sudah tak tau lagi...aku ingin menyerah dan enyah dari dunia.....", pinta byan yang yang matanya mulai nampak berkaca-kaca dan juga diiringi tetesan air mata yang tak terasa mengalir dari ketiga wanita cantik yang mencoba untuk menenangkan byan.“Belum lagi waktu aku sampai di imigrasi...anjing-anjing keparat semuanya mengendusku....seolah-olah aku ini belum mandi satu abad”, tambah byan yang masih teringat jelas di benaknya betapa seram-nya anjing-anjing berwarna hitam sehitam guratan tinta di lukisan Van Gogh.“Byan......”, suara dilla yang serak-serak becek mencoba menenangkan, setenang laut yang tak pernah terusik oleh riak-riak ombak.“Memangnya apa yang membuat kamu merasa yakin dengan perasaan kamu kepada meita, sehingga kamu rela terbang dari seoul menuju den haag ?”, tanya dilla yang ingin tau dan sekaligus disimak oleh indri dan meity yang mulai kehabisan tisu untuk menyeka air mata.“Aku yakin dill..karena aku dan meita selalu chatting setiap kali aku abis siaran....dan kita juga sering sms-an kok tiap hari...tapi aku masih belum tau seperti apa wajahnya...karena belum pernah liat sama sekali”, jawaban byan yang merefleksikan sedikit keragu-raguan dalam benaknya."Kita terlalu sering menjadi korban, byan...", ungkap dilla."Maksud kamu apa sich dill ?....kalo ngomong yang jelas gitu lohhhh....", tanya byan sambil garuk-garuk kepalanya yang sedikit gatal akibat keringatnya telah mengering."Kita sering tidak sadar bahwa kita adalah korban dari pemikiran-pemikiran kita sendiri, sebuah pemikiran yang belum tentu ujung pangkalnya...kita sering gegabah dan terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan akan hal-hal yang ada disekitar kita...karena kita selalu menginginkan semuanya dengan cepat tanpa mau menjalani sebuah proses", jawab dilla yang diamini dengan angguk-anggukan kepala meity dan indri."Jika sesuatu itu tercipta dengan instan, maka akan se instan itu pulalah sesuatu itu akan hilang dari genggaman kita", jawaban dilla semakin bijak yang membuat indri dan meity terheran-heran bahwa dilla punya pemikiran se bijak ibu memberikan asi kepada sang bayi."Contohnya..?", pinta byan yang mencoba untuk menghilangkan genggaman bayang-bayang wajah meita yang belum tentu benar dari benaknya."Kalau kamu menginginkan cinta dengan terburu-buru dan tak ingin menunggu, maka secepat itulah cinta itu akan memburu hati yang lain dan tak ingin menunggu walaupun hanya sedetik di lubuk hatimu", jawab dilla yang berubah menjadi romantis dan juga mulai teringat akan mantan kekasihnya yang sudah menjadi artis pamor dibawah asuhan Ram Punjabi.“Kepastian itu penting....", sambung dj inest yang kembali mengudara di ruang dengar sobatradioppidunia."Karena kita harus memilih....dan hidup adalah sebuah pilihan....memilih bukan berarti ingin menyakiti hati yang lain, tetapi memilih untuk memberi, berbagi, dan mengobati hati nurani yang sedang terperih", kata-kata sakral dj inest membuat gelas yang tengah dipegang beben terpelanting sekian meter karena takjub."Tapi bagaimana jika suatu saat kita telah berusaha sebaik mungkin untuk memilih...dan kemudian pilihan itu adalah bukan pilihan yang terbaik ?", tanya dj aga yang doyan dengan cewe-cewe lima tahun lebih tua dan sedang mencoba menentukan pilihannya."Kita tidak perlu menyesal atas apa yang kita pilih...karena apa yang kita pilih adalah hal yang terbaik dalam hidup... sesuatu yang tidak baik menurut kita, belum tentu tidak baik menurut yang menciptakan kita, begitu juga sebaliknya sesuatu yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut yang menciptakan kita...karena kita hanya seorang hamba", disambut takjub dan haru oleh dj fachru,dj mela, dj early, dj fajri, dj meira, dj andrew, dj arthur, dj ipon, dj vira, dj renzy, dj icha, dj hadi dan puluhan dj lainya serta ratusan pendengar radioppidunia yang sedang mendengarkan siarang langsung antar benua ini. Tak lupa juga dj boy yang menggeleng-geleng kepalanya sendiri karena merasa terharu dan bangga punya dj cantik dan juga bijak dalam memandang kehidupan. Tepuk tangan yang meriah, langsung dari studio, juga terlontar sebagai tanda salut dari dj aga, dj hilmi, dan dj jaya yang tiba-tiba berganti haluan menjadi pengamat wanita-wanita keturunan minang setelah mendengar jawaban dj inest yang memukau dan penuh dengan nafas-nafas religi.Suasana air di danau Hofvijver sangat tenang memberikan kedamaian yang berbeda bagi musium Mauritshuis yang sudah berdiri ratusan tahun di atas danau buatan tersebut. Tepat disamping musium, gedung parlemen yang nampak tua tetap berdiri kokoh dengan cat berwarna kecoklat-coklatan yang menyimpan berjuta-juta kenangan tentang kebengisan bangsa belanda di masa silam. Galau hati byan sudah mulai reda setenang air di danau yang nampak dari jendela mungil di musium dan langsung menembus menuju jembatan yang membelah danau dipenuhi dengan pohon-pohon rindang yang makin nampak memberikan kesejukan.Patma kini harus beranjak meninggalkan kota melbourne, walaupun hanya sejenak tetapi memberikan jutaan warna dan makna yang tak akan pernah terlupakan sepanjang masa. Ia merasa semakin bingung akan perasaannya untuk memilih antara asyik dan hasbi yang selalu mengalir bersama-sama di setiap aliran darahnya yang terpancar ke seluruh tubuh dan terus terasa dalam setiap detik helaan nafas yang membuat patma untuk tetap bertahan. Menentukan pilihan adalah hal yang paling sulit dalam hidupnya untuk saat ini dan lebih sulit daripada turunan rumus-rumus einstein yang membuat nama patma fatoni melejit ke setiap seantero dunia. Asyik dan hasbi mengantar patma ke airport dan memberikan salam perpisahan untuk terakhir kalinya sebelum pesawat dengan kapasitas 1000 orang penumpang membawa wanita yang tengah dilanda gundah gulana ini menuju Moscow."Aku masih ada satu pertanyaan untuk kalian semua..iya satu pertanyaan saja...", pinta byan dengan nada yang semakin melankolis kepada dilla, meity, dan indri."Iya silahkan byan...kita semua disini akan dengerin kamu kok...dan bantu coba jawab pertanyaan kamu dengan sekuat tenaga yang kita punya...kamu jangan sedih yah byan..kita disini untuk kamu kok....", sambut meity sambil mengusap air mata byan yang menetes menggumpalkan debu-debu di lantai musium, disambut oleh indri yang memberikan rangkulan kehangatan, ditambah dengan genggaman tangan dilla yang memberikan kekuatan ke seluruh urat-urat byan yang telah kendor karena tidak dapat bertemu dengan meita sang wanita yang hanya ada dalam ilusi byan. Byan semakin tak percaya denga dirinya ketika tubuhnya dibalut oleh tiga anak cucu hawa yang membuat detak jantung byan semakin tak menentu dan seakan hendak copot dari rongga dada."Apakah aku harus menyesal atas apa yang telah aku pilih walaupun pada akhirnya pilihan tersebut tak sesuai dengan apa yang aku harapkan?", tanya byan untuk terakhir kalinya dan nampak keputus asaan-nya dari guratan-guratan wajahnya yang seolah-olah tak ada lagi secercah harapan dalam hidup.Ipod indri kini tergeletak di lantai musium karena terlupa sewaktu merangkul byan dengan sekuat-kuatnya dan masih tetap mengeluarkan suara-suara penyiar dj-dj funky radioppidunia. Tepat setelah pertanyaan byan, perhatian mereka semua kini benar-benar tertuju kepada sebuah speaker kecil yang berada di bagian belakang ipod untuk mendengarkan sabda-sabda dj inest yang semakin sakral dan menyihir bagi siapapun yang mendengar."Dalam hidup...kita harus memberikan usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik....dan memilih adalah bagian dari usaha yang terbaik...lebih baik kita memilih daripada tidak pernah memilih sama sekali. Karena jika kita mati diantara pilihan-pilihan yang tidak pernah kita pilih, maka kita telah memilih satu hal yang kita ingin selalu pilih agar tidak terpilih", kalimat-kalimat terakhir dj inest yang sekaligus menutup siaran antar benua radioppidunia.Byan menyeka sisa-sisa air mata yang masih tersisa di kelopak matanya. Menatap terik mentari yang jatuh diatas danau Hofvijver membuatnya semakin sadar akan ilusi-ilusinya yang tak pasti untuk dicari dan hanya akan terpantul kesana-kemari seperti cahaya mentari yang jatuh di atas air laut yang digulung oleh ombak-ombak yang tak menentu. Kata-kata dj inest meresap ke setiap lipatan-lipatan otaknya untuk tidak menyesali atas apa yang telah terjadi. Dengan sedikit tergopoh-gopoh, byan mendapatkan energi baru ketika dilla, meity, dan indri membantu untuk menopangnya untuk melihat masa depan yang cemerlang yang sudah menanti di ujung jalan. Langkah demi langkah mereka ayunkan dan membawa mereka untuk meninggalkan musium tua yang menjadi saksi bisu akan bayang-bayang ilusi seorang manusia. Langit cerah...hembusan angin menggelitik manja..terik matahari mulai sedikit membakar...secercah harapan untuk hidup kembali nampak ketika byan mulai terbakar oleh suara-suara yang bermakna di radioppidunia.Tetapi di bagian selatan dunia, langit berubah menjadi gumpalan-gumpalan awan hitam di atas kota melbourne, ribuan galon air siap ditumpahkan dari awan mendung yang sudah tak tahan menahan air hujan yang siap membasahi bumi. Rintik-rintik hujan kini mulai menyetuh jendela-jendela pesawat yang siap terbang menuju Rusia. Suasana kelabu menyelimuti kalbu yang seolah enggan untuk beranjak dari melbourne dan ingin kembali walaupun hanya sejenak. Asyik dan hasbi kini sudah tak dapat lagi melihat patma yang sudah masuk ke dalam pesawat, tapi mereka tak henti-hentinya melambai-lambaikan tangan ke arah pesawat patma dimana ia dapat melihat sosok mereka dengan jelas. Karena hati kecil mereka tetap berharap akan sebuah pilihan...pilihan yang akan mati tanpa pernah terpilih. Patma hanya bisa menatap mereka melalui jendela kecil dari dalam pesawat. Tak terasa air mata menetes membasahi jilbab putih yang bersih setelah mendengar kata-kata terakhir dj inest melalui ipod pemberian dari asyik sebagai sebuah tanda mata yang menyimpan beribu luka dan nostalgia. Roda pesawat mulai bergerak perlahan demi perlahan dan waktu tetap berjalan, patma semakin laju terbang bebas meninggalkan kota melbourne menuju angkasa bebas. Percikan-percikan air mata telah membekas di bangku pesawat dan jilbab dan akan tetap menjadi saksi bisu perjalanan hati nurani anak cucu adam dan hawa. Hanya menangis yang patma bisa diatas sejuta penyesalan yang menusuk-nusuk sampai ke ulu hati dan tetap akan terpatri, "andai saja aku memilih...", bisik patma dalam hati nurani.


Oleh : Igum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Design by faris vio